Jumat, 04 Desember 2009

Love is a tear...

Siang itu aku masih saja duduk termenung di samping tempat tidur Vira, sahabatku yang sudah seminggu ini terbaring tak berdaya di rumah sakit karena penyakit kanker otak yang dideritanya,
selang-selang kecil saling terhubung di ruangan itu untuk membantu kesembuhan Vira.
Aku sedih sekali melihat sahabatku yang biasanya sangat ceria menjadi seperti ini. "Vir...aku tau...kamu pasti pengen bangun dan bisa mencari Arya," kataku.Ku genggam tangan sahabatku itu hati ku menangis kmelihat sesuatu yang sangat tidak bisa aku lihat, "Vir...aku janji akan bawa Arya buat kamu, tapi kamu janji ya kalua kamu akan cepat sembuh" aku terus saja berbicara walaupun sahabatku tetap tidak bereaksi.Aku ingat sekali bagaimana sedihnya Vira ketika Arya harus lulus dari bangku SMU 6 tahun lalu sedangkan Vira masih harus menempuh satu tahun lagi untuk bisa lulus,waktu itu hari pengumuman bagi kelas tiga dan Vira sangat terpukul sekali waktu Arya mengatakan dirinya lulus dari SMU,saat itu Arya memeluk Vira dan Vira hanya bisa menangis di pelukan Arya.."VIr...aku nggak akan ninggalin kamu kok walaupun kita udah pisah.." kata Arya, tapi Vira tetap saja menangis karena sampai saat ini Vira belum mengetahui bagaiman perasaan Arya yang sebenarnya.Tiba-tiba lamunan ku buyar ketika ibu Vira masuk ke ruangan dan menepuk pundakku "Reni...kamu kan sekarang ada kuliah,kamu cepetan ke kampus aja,biar Vira ibu yang tunggu" "tapi tante..." "udah nggak apa-apa,nanti kalu ada sesuatu tante kasih tau" akhirnya aku mengangguk dan segera bangkit dari kursi dan mengambil tas ku yang aku letakkan di meja, saat aku hendak pergi, ku tengok lagi sahabtaku, dia masih tetap diam,aku segera berjalan dan saat aku membuka pintu tiba-tiba tante Sisi ibu Vira terlihat panik dan mengguncang-guncang tubuh Vira "Vira sayang...bangun...Vira..bangun nak,ayo buka mata kamu" Vira tetap diam,aku tak jadi melangkahkan kakiku keluar dari pintu dan aku segera berlari menghampiri ibu Vira "kenapa tante?" "Vira ren...dia nggak bangun" kata tatnte terlihat sangat panik, ku lihat monitor yang menggambarkan detak jantung Vira menunjukkan garis lurus.....

******
Dan disinilah aku...berdiri menghadiri upacara pemakaman sahabat yang sangat aku cintai,air mataku tak berhenti mengalir, selama upacara pemakaman ku peluk Tante Sisi,Ayah Vira sangat terpukul melihat putri satu-satunya meninggal, tiba-tiba saat upacara pemakaman hampir usai, ku lihat sesorang datang yang tak lain dan tak bukan adalah Arya...Cinta pertama sahabatku dari SMU sampai saat ini.Aku begitu kaget melihat kedatangannya,tapi kubiarkan dia terus menyaksikan pemakaman itu selesai,tiba-tiba hujan turun dengan deras, dan orang-orang segera meninggalkan tempat pemakaman .Saat semua orang sudah pergi ku lihat Arya masih berdiri di makam sahabatku,aku menghampirinya dan berkata "Semua pasti ada jalannya..." "Vir...aku sayang kamu..." hanya kata itu yang bisa terucap dari bibir Arya...